Jadi, bisa kita perkirakan bahwa ada 3 juta siswa SMA yang diwajibkan oleh Diknas Indonesia untuk belajar software berbayar Microsoft dan pada waktunya akan menjadi pemakai dan pembeli aktif untuk memperkaya pemiliknya. Apalagi dengan ancaman hukuman terhadap hak cipta. Dan dengan sangat sadar Diknas Indonesia mempersiapkan anak bangsa untuk menjadi konsumen budak microsoft !. Duh !.
Saya kira, maklumlah kalau kita belum bisa membuat motor sendiri sehingga harus impor dari Cina atau Jepang, karena Motor Jawa yang pernah dimunculkan pun kalah bersaing dengan Saudara Tua kita. Tapi, semestinya di bidang Teknologi Komputasi, khususnya di perangkatlunak : Tak perlulah kita menjadi budak dari kapitalisme pasar. Mengapa?. Karena kita jelas punya hak untuk memilih.
Masuk ke kurikulum pendidikan dan menjadi bagian wajib dalam proses pembelajaran TIK di sekolah menengah sangat jelas akan menjadi aspek strategis dalam pembangunan bangsa ini dalam dunia komputasi. Memang saya tak yakin ada kemauan cukup kuat dari pemerintah untuk mendukung penghematan biaya bagi masa depan bangsa ini. Tapi semoga saja mereka mau mendengar juga. Kita sih berharap begitu sehingga ada revisi dari pengajaran komputer di sekolah-sekolah menengah !.
Memang sih, dalam silabus tidak dituliskan harus menggunakan perangkat berbayar atau open source. Namun, sepertinya pasar mengarah pada pilihan software yang sudah lebih familiar ada (microsoft office dan lain-lain). Butuh dorongan dari birokrasi pendidikan agar para guru dan kepala sekolah ‘memaksa’ para pengajar komputer di sekolah untuk MENCOBA dan bersedia memakai software opensource dalam kegiatan keseharian. Kalau ini mau dilakukan, tentu akan bisa mengalihkan dananya untuk manfaat lain.
Jadi, saya kira tidak ada salahnya juga, Duta Open Source Indonesia serius mendukung agar dalam proses pendidikan mulai dari sekolah dasar sudah berkenalan sistem operasi dan software-software berbasis open source. Tentu para guru komputer, jangan berbangga telah mengajarkan siswanya untuk menjadi calon pembeli produk dari manusia terkaya di dunia ini.Mengapa tidak !.
0 komentar:
Posting Komentar
ada komentar?